Bahaya yang disebabkan perubahan iklim semakin terbukti. Harga bahan pangan semakin melonjak naik, ketersediaan air semakin menipis, dan kelaparan telah menyebabkan ribuan orang tewas di Afrika.
VHRmedia, London – Sumber daya alam seperti makanan, air, dan hutan sudah mulai habis. Keadaan ini akan menyebabkan kelaparan, konflik, ketegangan sosial, dan kepunahan beberapa spesies.Kesimpulan ini muncul dalam sebuah konferensi mengenai iklim dan kesehatan yang dibuka Senin (17/10) di London.
Kelaparan yang disebabkan semakin terbatasnya bahan pangan akan menyebabkan gizi buruk; kelangkaan air akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat; polusi akan melemahkan sistem kekebalan tubuh; dan konflik akibat air dan tahan akan menyebarkan penyakit.
Ancaman yang disebabkan perubahan iklim salah satunya datang dari International Institute for Strategic Studies. Lembaga berbasis di London ini menyatakan, perubahan iklim akan menimbulkan terbatasnya ketersediaan sumber daya alam, migrasi besar-besaran, dan konflik sosial.
Alejandro Litovsky, pendiri Earth Security Initiative, mengatakan bahwa harga bahan pangan akan terus naik, konflik sosial tidak terjadi. Kenyataannya, harga pangan terus melonjak naik sejak tahun 2000. Hingga saat ini, belum ada upaya yang mampu menghentikan kenaikan harga pangan dunia.
Tony McMichael, guru besar bidang kesehatan masyarakat di Australian National University, meramalkan bahwa angka kematian di Afrika pada tahun 2050 akan mencapai angka 70 juta. Hal ini terutama disebabkan penyakit menular seperti malaria.
“Perubahan iklim secara perlahan telah melemahkan mekanisme pertahanan hidup di Bumi. Bukan hanya kesehatan penduduk bumi yang diancam, tapi juga seluruh aspek kehidupan,” tambah Tony.
Konferensi ini merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti pengurangan penggunaan kendaraan bermotor. Selain itu, pengurangan emisi karbon yang dihasilkan kegiatan militer juga harus dipangkas.
Beberapa pejabat militer mengakui bahwa militer adalah salah satu penyumbang terbesar gas karbon di dunia.
Laksamana Muda Neil Morisetti dari Angkatan Laut Inggris mengatakan, dibutuhkan satu galon bahan bakar untuk menggerakan satu pesawat militer sejauh 30 cm. Untuk satu jam penerbangan, dibutuhkan 20 ton bahan bakar yang sebagian besar habis saat lepas landas.
“Namun hal ini mungkin dilakukan dengan bahan bakar seharga US$ 30 per barel, bukan US$ 100 atau US$ 200,” kata Neil Morisetti, seperti diberitakan situs bbc.co.uk.
Chris Rapley, guru besar ilmu iklim di University College London menyatakan, kadar karbon dioksida di atmosfer telah meningkat hingga 380 parts pper million (ppm).
“Jika kita tidak melakukan sesuatu, emisi karbon akan terus berakselerasi. Kadar karbon dioksida yang terkonsentrasi di atmosfer tidak hanya mencapai 450 ppm atau 650 ppm, tapi bisa mencapai 1.000 ppm pada akhir abad ini,” kata Chris Rapley.
Chris Rapley menambahkan, angka tersebut mencapai 10 kali lipat dari kadar karbon dioksida yang ada di atmosfer saat Zaman Es berakhir. “Dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi di akhir abad ini bila kadar emisi karbon mencapai angka setinggi itu.”
Foto: tvnz.co.nz
0 Komentar